Isnin, 20 September 2010

Tunggulah! Akanku Menyusul...

Mengalir...
Berjujuran air...
Menghiris kelopak mataku...
Pedih hanya...
Dia yang tahu...

Andai nadiku...
Bisa diserahkan padamu...
Pasti akan ku beri padamu...
Namun hanya...
Dia rinduku...

Mengertikah engkau...
Tatkala kita bersua...
Bermadah, madah pujangga...
Tapi hanya...
Dia cintamu...

Kau tinggalkanku...
Terkontang kanting dilautan...
Bahteramu ditelan ombak gersang...
Namun kau masih tersenyum, riang...
Berkata...

"Engkau masih mencari kesana sini...
Sedang aku temui, bersemadi...
Senyum sahabatku...
Senyumlah sepuasmu...
Permergianku ini...
Atas dasar rindu..."

Telah ku kait rapat...
Bahteramu ke bahteraku...
Namun hampa...
Ombak datang tiba-tiba...
Kau pergi buat selamanya...

Tidak sempat aku...
Membalas madahmu...
Jika engkau mendengarnya...
Inginku sampaikan padamu...

"Pertama kali aku bersua denganmu...
Kau mengetahui isi hatiku...
Kau berkata padaku...
Anggap sahaja, lautan ini tapak kuburmu...
Berlayar, belayar jangan sampai tersasar...
Jika kau tersasar...
Tunggulah! akanku menyusul..."

.....

Namun...
Akulah akan menyusul...
Mengikut jejak langkahmu...
Ombak itu datang buat kali kedua...

0 ulasan:

Catat Ulasan