Ahad, 15 November 2009

Lalu Pada Satu Arah...

Berselimut resah...
Mempamir musnah...
Bibit cinta kian punah...
Membiarkan hilang Sunnah...

Pada mata-mata kian gelisah....
Berdiri teguh...
Akan roboh...
Usahlah menjadi bodoh...
Kau tak akan bodoh...
Lalu pada satu arah...

PadaMu Allah...
Mengalir darah...
Bertitis membasah...
Mendatar pada tanah...
Sujud pada Allah...
Berkatalah...
Tiada tuhan selain Allah...

3 ulasan:

  1. Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.

    BalasPadam
  2. Sdr.Aizul Hairy,
    Saya telah menyusuri blog dgn teliti. Sdr. punya bakat besar yang boleh diketengahkan dalam dunia penulisan tanah air. Dan kiriman puisi ke pejabat saya telah selamat saya terima. Insya-Allah akan dimuatkan dalam majalah terbitan kami.

    Namun, sebagai orang baru dlm arena ini, saya mengesan beberapa kelemahan sdr. Terutamanya dalam penggunaan tatabahasa dan nahu dlm puisi. Kesalahan besar dalam tatabahasa bahasa Melayu sangat tidak dapat dimaafkan. Harap dapat perbaiki kelemahan ini. Mungkin sdr. boleh merujuk mana-mana buku tatabahasa, kamus, tesaurus dan rujuk penyair yang lebih berpengalaman dan munsyi2 dewan yang berkaliber. Sekian adanya.

    BalasPadam
  3. terima kasih kepada editor...

    saya akan perbaiki kelemahan itu...
    dan seterusnya akan perbaiki kelemahan dimasa ini dan dimasa akan datang...

    BalasPadam