sudah tujuh kali pernama lamanya
Nirdawama merentas lautan samudera
mencari guru dimana sahaja jumpa
namun tiada kelibat sudi menantukannya
hingga berjumpa pujangga
katanya Nirdawama....
"Hamba melihat pujangga meredah gelora
Kata orang pujangga mencari penawarnya
Benarkah itu desas desus kabar bicara
Andai benar izinkan hamba jadi bawahnya"
pujangga diam cuma
tidak berkata merenung tiada
melangkah jalan meninggalkan Nirdawama
namun sempat Nirdawama meluah kata
"Izinkan hamba jadi bawahnya
Jika bawah tiada
Jadi pengemis tidak mengapa
Asal kembali ke asalnya"
tajam renungan pujangga
sekali sekala terpejam mata
menggeleng kepala buntu memikirkannya
dan berkatalah pujangga
"Laksamana menjadi pujangga
Gila nampaknya dunia
Tiada keris ditangan untuk dijadikan hidangannya
Hendak jadikan pena pula menyusun bicara"
"Keturunan hamba laksamana
Namun bukannya itu mahu hamba
Tujuh kali purnama telah merentas samudera
Mencari guru dimana sahaja
Jika jumpa itulah dia
Namun lagak tidak ubah bagai penuh ilmu didada"
"Manis bicara laksamana
Namun disini tiada gurunya
Telah lama tidak berjumpa ombak gelora
Takut haluan tidak mengena
Jadi bahan ikutan pula"
"Telah berabad lama pujangga merentasnya
Tidak akan lupa mana tempatnya
Jika sudi tunjukkan hamba
Dimana letak penawarnya"
diam pujangga
ingin diberi pada Nirdawama
terasa segan tidak terkata
keturunannya laksamana
pernah menarik tangan pujangga
apabila jatuh didasarnya
kata pujangga...
"Andai sudi melangkah rapat bertemu hingga tiada
Bawakan bahtera gagah perkasa
Melawan ombak ganas belaka
Tempat dipanggil Pulau Taysikuu Walanda
Disitulah akan bertemu gurunya
Andai bertemu dengarkan bacanya
Jangan sekali melarang bicaranya
Jangan sekali menidakkan kalimahnya
Itulah guru dengarkan pesan terakhirnya"
tunduk akur Nirdawama
disiapkannya juga bahtera
dipanggil Liefde Maitasuna
berlayarlah ke Pulau Taysikuu Walanda
bertemu guru diakhir tiada
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
0 ulasan:
Catat Ulasan