Aku yang tertipu
di antara ada dan tiada
menyusur di semak belukar penuh kaca
Sedang jujurnya ada depan yang terang
di depan mata yang terang
Aku tertanya
sampai bila, siangku jadi malam
kata-kata menjadi diam
Kian lama menyimpan dalam diam
melayan karenah-karenah perasaan
di corong-corong kerinduan
Sedang jujurnya ada depan yang terang
di depan mata yang terang
Tinggal buka, terus meluru menghambat rasa
sepuasnya kau rasa itulah aku seadanya
sepuasnya aku rasa itulah kau adanya
Pejamkan mataku seeratnya
biar siang-siangku jadi malam
dan aku di hambat gila rindu
pada bayang-bayang kelam hitam
di antara ada dan tiada
dan aku terus tertipu
dipermainan-permainan senda guraumu
0 ulasan:
Catat Ulasan